
Di pertengahan dan akhir tahun lalu, diskusi mengenai “kematian” blog seiring dengan menaiknya penggunaan media sosial -yang berimplikasi tersitanya waktu untuk ngeblog- seperti Facebook, Twitter dan lain-lain kian marak. Hari ini, prediksi tersebut tampak menjadi nyata. Jumlah blogger senior yang aktif dari zaman sebelum blog bahkan populer tampak kian menurun. Mereka tampak lebih gemar menyampaikan ide lewat twitter yang lebih singkat, cepat, ringkas, realtime dan responsif. Saya pribadi menggunakan twitter dan merasakan betapa menyenangkannya media tersebut. Bagaimanapun, saya pribadi lebih memilih untuk aktif di beberapa media sosial yang saya anggap relevan dan menggunakannya untuk tujuan-tujuan yang saya anggap relevan dengan media sosial tersebut.
Berikut ini adalah bagaimana saya memandang beberapa platform media sosial dan bagaimana saya menggunakannya. Perlu diingat bahwa tidak ada yang absolut di ranah web (bahkan tampilan polos Google saja tidak absolut), sehingga bagaimana saya menggunakan media sosial ini bersifat relatif: silahkan adopsi jika anda merasa cocok dan tidak masalah jika berbeda pandangan – silahkan sampaikan pandangan anda.


Implikasi dari pandangan saya diatas:
- Pembicaraan saya di facebook lebih pribadi; Dengan jokes-jokes yang konteksnya mungkin hanya dapat dipahami oleh orang-orang yang mengenal saya secara langsung. Conversationnya lebih personal.
- Hanya teman-teman yang saya kenal secara langsung yang ada di friendlist saya.
- Friend request dari orang yang tidak saya kenal secara langsung langsung saya ignore
- Facebook adalah platform yang saya gunakan untuk menjaga hubungan dengan orang-orang yang saya kenal secara langsung.

Implikasi dari pandangan saya diatas:
- Jika facebook adalah mengenai dengan siapa anda sekolah, twitter adalah mengenai dengan siapa anda ingin bersekolah
- Pembicaraan di twitter bukan lagi pembicaraan personal
- Saya tidak menutup “tweet” saya dengan protected tweet. Apa esensinya kalau begitu?
- Facebook adalah mengenai apa yang saya ingin teman-teman saya ketahui tentang saya; Twitter adalah mengenai apa yang saya ingin dunia ketahui tentang saya. More professional discourse is tweeted in twitter instead in facebook.
- Twitter app di handphone selalu menyala. Kadang-kadang ada yang menawarkan pekerjaan via direct message. Your twitter username is your social identity.
Blog
Oke, jika twitter dan facebook memfasilitasi saya untuk “berbicara” baik kepada dunia dan teman-teman dekat, apalagi gunanya blog? Mengapa masih ngeblog?
Sederhana: karena blog lebih searchable.
Saya belum terlalu update dengan kabar terbaru seputar social search yang dikembangkan Google dan mesin pencari lain, tapi saya yakin kebanyakan orang-orang awam (seperti calon klien, calon partner atau bahkan calon mertua – kecuali kalau calon-calon nya geek pembaca setia DailySocial :p ) tidak akan tahu benda asing bernama social search. Jika mereka cukup tanggap terhadap teknologi, hal paling canggih yang saya asumsikan akan mereka lakukan adalah mengakses Google search / kolom search di Facebook dan mengetikan nama saya disana.
Di halaman pertama pasti terdapat akun facebook saya – namun mereka tidak akan bisa mengakses informasi personal karena privacy setting yang saya gunakan. Akun twitter juga akan nampak, namun tidak terlalu banyak pemikiran saya (yang bercampur dengan conversation – tentunya) yang dapat “ditangkap” melalui medium 140 karakter atau kurang yang jumlahnya berhalaman-halaman itu. Heck, this is why i need blog. Specifically, blogs.
Implikasi dari pandangan diatas, ini yang saya lakukan untuk blog:
- Membuat blog pribadi dengan alamat namasaya.com (dalam kasus saya, fikrirasyid.com). Mengapa menggunakan nama asli langsung? Pertama agar orang tahu bahwa itu asli, kedua agar tampak baik di ranking Google Search, ketiga karena alamat blog adalah brand saya (itulah mengapa saya menggunakan .com alih-alih ngekos di free blog service).
- Hal-hal yang saya bahas di blog pribadi adalah hal-hal yang sifatnya merupakan interest saya, namun bermanfaat jika saya share dengan orang awam / publik.
- Untuk hal-hal yang sifatnya interest utama dan berpotensi menjadi karir, saya lebih pilih membuat satu niche blog lain. Sebenarnya digabung dengan personal blog pun bisa, namun saya lebih pilih membuat niche blog tambahan karena disatu titik tertentu (jika blognya menjadi terkenal dan membutuhkan perhatian ekstra) dapat dilakukan pendelegasian tanpa perlu canggung.
Bagaimana dengan media sosial lain?
Saya tidak terlalu aktif di media sosial lain, tapi saya memiliki akun di media sosial lain karena kebutuhan yang bersifat “musiman” (musiman untuk saya, tentunya – belum tentu musiman untuk anda) yang kerap kali ada:- YouTube untuk mempublikasikan video
- Slideshare untuk mempublikasikan slide presentasi (btw, yang ini a-must-have jika anda seorang professional / guru / pelajar)
- Scribd untuk mempublikasikan dokumen
- Google Account untuk webmail client dan collaborative working dengan dokumen
- Yahoo Account untuk berjaga-jaga dikala gmail bermasalah. Well, saya tidak terlalu aktif di berbagai service Yahoo sih.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar